Jumat, 12 Februari 2016

NORMAL START SEQUENCE

-          Saat power-on (supply tegangan sudah tersedia dari trafo PS) satu dari fan ventilation turbine enclosure dalam kondisi beroperasi,

-          Pada saat saklar diposisikan ON, fan ventilation yang lainnya akan beroperasi guna meratakan waktu operasi dari tiap-tiap fan. Jika setelah 30 detik turbine enclosure ventilation tidak terdeteksi, alarm “Low Enclosure Differential Pressure” akan aktif. Pada kenyataannya fan ventilation beroperasi akan berhenti beroperasi, dan sebaliknya  fan ventilasi yang lainnya akan beroperasi.

-          Mengikuti verifikasi aliran udara, start-up permissive yang terdapat pada logic diagram kemudian yang akan diverifikasi,

-          Saat operator memilih mode operasional maka akan muncul message “READY TO START”, message yang muncul diaktifkan oleh system control Turbine.

-          Untuk memulai startup operator Unit harus mengeksekusi tombol START dari switch yang ada di Monitor HMI.

-          Setelah operator mengeksekusi tombol “START”, pompa lube oil generator (DC motor)  akan beroperasi dan lima menit kemudian tekanan pompa lube oil generator akan diverifikasi dengan tekanan besar dari 20 psig.

-          Dan check kedua akan dilakukan untuk mencapai CUSTOMER OK TO START dan valve bahan bakar diposisi minimum.

-          Selanjutnya akan tampil message A START SELECT pada HMI, low-speed, batasan T5.4 dan shutdown dalam kondisi inhibited, 4 dan 30 detik timer akan mulai menghitung.

-          Setelah 4 menit, timer pompa starter hydraulic akan beroperasi dan timer 10 detik akan mulai menghitung.

-          Setelah selesai timer 10 detik maka berbagai parameter starter hydraulic akan diverifikasi, dan jika starter check tidak terpenuhi pada starter system maka akan muncul alarm atau unit akan shutdown.

-          Setelah timer 30 detik selesai, yang mana start timer 4detik pada waktu yang sama, sebagai verifikasai pada generator lube oil pressure, dan jika pressure lube oil kurang dari 20 psig akan muncul alarm. Dan jika pressure generator lube oil kurang dari 12 psig, maka unit akan shutdown.

-          Jika selama 30 detik tidak terjadi shutdown maka starter akan bergerak pada High-Speed Crank mode.

-          Jika N1 Speed kurang dari 1700 rpm, 1 menit setelah start, Unit Shutdown dengan indikasi Engine Failed to Crank.

-          Jika N1 naik diatas 1700 rpm sebelum timer 1 menit selesai maka cranking akan berlanjut sampai ke interval purge.

-          Lama waktu purge tergantung pada system yang digunakan. Untuk boiler purge, 7,5 menit biasanya untuk engine purge dibutuhkan hanya 2 menit.

-          Dengan berjalannya waktu purge starter crank harus sudah mencapai speed 2300 rpm

-          Setelah timer purge selesai, system start-up ditentukan oleh operator mode apa yang akan dipilih, jika Low-Speed Crank starter SOV akan diposisi  pada low-speed setting, jika High-Speed Crank yang dipilih , starter SOV akan diposisi low-speed selama 1 menit setelah itu SOV akan ke High-Speed Crank setting.

-          Empat menit setelah tombol start-up dieksekusi ke High-Speed Crank mode, maka proses start-up akan stop, hal ini menandakan proses High-Speed Crank mode berakhir.

-          Setelah purge timer selesai, Run mode sudah dipilih, starter sudah berhenti. Saat N1 speed turun dibawah 1700 rpm, starter Hydraulic akan beroperasi kembali dan timer 10 detik akan mulai menghitung.

-          Pada saat timer selesai, N1 speed akan diverifikasi apakah sudah mencapai lebih dari 1700 rpm, jika tidak , Shutdown Unit dengan indikasi Engine Fail to Crank akan terjadi.

-          Jika N1 lebih besar dari 1700 rpm setelah timer 10 menit selesai, unit akan shutdown jika valve bahan bakar tidak diposisi minimum.

-          Jika valve bahan bakar pada posisi minimum, dan igniter menyala, valve shutoff  bahan bakar sisi tekanan rendah membuka, valve shutoff bahan bakar sisi tekanan tinggi membuka dan selama timer 20 menit akan menghitung.

-          Jika valve bahan bakar (FCV) tidak dalam posisi minimum,  unit shutdown terjadi dengan indikasi Fuel Valve Not at Minimum.

-          Saat timer 20 menit selesai, T5.4 akan terverifikasi, pada saat nilai pembacaan kurang dari 4000F maka unit akan shutdown dengan indikasi Failed to Ignite.

-          Dan jika lebih dari 4000F maka fire start counter dan engine run meter akan menyala, UV flame detector akan membaca pembakaran, system management bahan bakar akan bekerja sebagai control batasan dan 1 menit timer ramp N1 mulai bekerja.

-          Setelah 1 menit selesai, jika N1 speed kurang dari 5000 rpm, maka unit akan shutdown dengan indikasi Failed to Accelerate. Jika N1 naik lebih dari 4500 rpm dan governor bahan bakar bekerja atau Temperature Control, atau pada control T5.4, maka Run signal akan bekerja, igniter akan berhenti, motor starting hydraulic akan berhenti bekerja, generator space heater akan mati dan pompa DC generator lube oil akan stop.

-          Pada saat proses ini tekanan turbine lube oil turun dibawah 6 psig maka akan muncul alarm Turbine Lube Oil Pressure Low dan unit akan shutdown.

-          Pada saat speed N1 sudah mencapai 5000 rpm, tekanan turbine lube turun dibawah 12 psig maka unit akan shutdown. 

-          Setelah speed N1 mencapai 5000 rpm, monitor vibrasi enable, low-speed batasan T5.4 dan shutdown akan dikerjakan dalam governor bahan bakar, dan timer 5 menit warm-up akan bekerja.

-          Setelah 5 menit waktu warm-up, Speed N2 verifikasi harus besar dari 1800 rpm. Jika tidak, indikasi alarm N2 Failed to Accelerate akan muncul dan unit akan shutdown.

-          Setelah timer 5 menit selesai dan mode Run sudah dipilih, N1 speed reference menuju ke governor bahan bakar akan menuju batasan maksimumnya yang menyebabkan kecepatan N2 mencapai speed idle synchronous sebesar 2995 rpm atau mendekati 50 Hz frequency system.

-          Saat speed N2 mencapai nilai switch 1 sebesar 2500 rpm, governor bahan bakar mulai beroperasi pada saat diposisi  control reference N2.

-          Setelah 60 detik, jika N2 tidak mencapai 2500 rpm pada 50 Hz frequency system, Indikasi alarm N2 Failed to Accelerate akan muncul dan unit akan shutdown.

-          Jika mode Man Synchronization yang dipilih, maka operator akan mulai synchron dengan cara manual procedure, pada saat inilah proses syschron dimulai yaitu untuk menutup generator output circuit breaker (52G).

-          Jika seandainya, model Auto Synchron yang dipilih, putaran N2 akan terus accelerasi hingga mencapai Switch 2 yaitu hingga pada setpoint 2995 rpm.

-          Setelah N2 mencapai setpoint Switch 2 atau putarannya sekitar 2995 rpm (jika governor bahan bakar beroperasi pada control N2), dan setelah itu automatic circuit breaker akan bekerja dan timer 1 menit akan menghitung.

-          Dan jika dalam 1 menit generator output circuit breaker tidak menutup ( 52G tidak closed) maka pada HMI akan muncul alarm CIRCUIT BREAKER FAILED TO CLOSE.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar