Selamat datang di PLTG CNG Jakabaring.
Selasa, 29 November 2016
HYDRAULIC START
SYSTEM
Fungsi
dari Hydraulic start system adalah; untuk memutar turbine dan mampu mengerakan
turbine sampai terjadinya pembakaran, digunakan pada proses water washing dan Untuk
kegiatan pemeliharaan. Hydraulic start tedapat di auxiliary trailer yang
terdiri dari reservoir, filter, heat exchanger, pompa charging, motor listrik, dan
pompa pendingin. Pada turbine auxiliary gearbox terdapat sebuah valve yang
bekerja secara listrik yang berfungsi sebagai pembuka aliran hydraulic yang
bertekanan menuju ke variable displacement pump, dan motor strarter hydraulic
yang terletak distarter drive pad. Motor starter hydraulic inilah yang bekerja
memutar turbine. Terdapat dua macam putaran yaitu putaran rendah (low speed)
digunakan untuk water washing dan kegiatan maintenance dan putaran tinggi (high
speed) berfungsi sebagai starting turbin dan purging bahan bakar. Kecepatan
turbine dapat dikontrol dari HMI untuk pembacaan secara local dapat ditemukan
pada pompa charging hydraulic. System pressure utama dan level lube oil. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada single line diagram Hydraulic system. Berikut
akan diterangkan bagian dari system hydraulic start.
System
Control
Untuk start
hydraulic dilakukan dari control system HMI, dan berikut parameter yang dapat
dimonitor dilokal.
·
PI-1609 –parameter system pressure utama
·
PI-1612 –parameter pressure pompa charging
Reservoir
(TANKI)
Tanki
Hydraulic terbuat dari stainless steel dan dapat menampung 40-gallon, dilengkapi
dengan kaca sight yang berfungsi sebagi penunjuk level LG-6020 (with integral
thermometer); Temperature element TE-6003; oli Hydraulic-level transmitter
LSLL-6001; control temperature immersion (celup) heater HE-1610/TC-1611 untuk
menjaga temperature oli hydraulic pada 90 °F; dan a 200-mesh (filter) yang
terintegrasi dengan valve bypass. TE-6003 akan mengirimkan signal 4-20 mA ke
turbine control panel Pada temperature 700F Turbin Control Panel (TCP)
akan mengaktifkan alarm low temperature TAL-6003, alarm high temperature 1800F
dan high alarm Shutdown TAHH-6003 pada temperature 1900F.
LT-6001
mengirimkan signal 4-20 mA ke turbine control panel yang akan mengaktifkan
alarm level low LAL-6001 pada saat volume oil hydraulic berkurang 74%, high
alarm LAH-6001 pada saat volume oil hydraulic bertambah 95%, dan low Shutdown
LALL-6001 saat volume berkurang di 40%. LT-6001 juga berfungsi sebagai system
control untuk start permissive (74% volume). Saat turbine beroperasi, oli
hydraulic akan mengalir dari reservoir (tanki) menuju stainer dan valve shutoff
supply dan menuju ke pompa charging, pada pompa transmissi hydraulic dan pompa
pendingin. Saat pompa hydraulic strainer terhambat dengan differential pressure
3 psid, maka oli hydraulic akan mengalir secara bypass untuk menghindari kerusakan
pada filter.
POMPA
CHARGING
Pompa charging
berfungsi untuk menutupi kehilangan oli hydraulic pada pompa hydraulic dan di
pompa utama, dapat disebut dengan rangkaian system hydraulic tertutup.
Kelebihan
tekanan pada pompa supply hydraulic akan kembali ke dalam reservoir melalui
sebuah relief valve, dengan setting 350 psig akan membuka. Dari pompa charging
inilah aliran oli hydraulic mengalir ke rangkaian filter dan kembali ke pompa
utama, dimana oli hydraulic akan dipompa menuju ke rangkaian motor stator.
Filter yang berada di pompa charging dapat menangkap partikel yang masuk
sebesar 10 µ. Indicator visual yang ada pada filter menjelaskan kondisi
keseluruhan dari filter. Secara integral pada filter pompa charging dipasang
bypass valve dan indicator jika aliran aliran oli hydraulic tersumbat. Filter
pompa charging akan terhambat jika tekanan berada di differential pressure 50 µ
psid. Oli hydraulic akan mengalir tanpa melewati filter, untuk menghindari terjadinya
kerusakan pada filter. pompa charging termasuk
beberapa komponen dan setting pompa charging relief valve sebesar 2000
psig, high pressure relief valve disetting dan 5200 psig dan pressure compensator disetting pada 1500
psig. Dan indicator manual yang ada dilokal yaitu Pi-6012 dengan skala 0 – 600
psig gambaran pompa charging discharge pressure.
System
Supply High-Pressure Closed-Loop (rangkaian tertutup)
Oli
bertekanan tinggi dari Pompa utama hydraulic bersirkulasi dari auxiliary
trailer ke main trailer kemudian menuju ke hydraulic start motor yang berada
pada turbine. Jumlah aliran oli yang kembali dari motor akan diarahkan ke; 1.
Kembali ke auxiliary trailer melalui pipa yang terhubung ke bagian system oli
yang bertekanan rendah. 2. Menuju ke bagian system drain atau 3. Untuk melapisi
drain yang tidak terdapat aliran saat kondisi normal. Sebelum mencapai pompa
hydraulic utama oli akan melalui filter terlebih dahulu pada filter kembali
yang bertekanan rendah.
Filter
pada pressure tekanan rendah berfungsi menangkap partikel yang masuk lebih dari
10 µ dalam diameter. Terintegral dengan filter terdapat rangkaian baypass dan
indicator yang menggambarkan dari kondisi filter. Saat filter sudah terhalang
oleh partikel (pressure differential 25 psid) maka oli hydraulic akan melewati
rangkaian baypass untuk menghindari kerusakan pada rangkaian filter.
Flushing
dan System Pendinginan
Temperature
dari aliran hydraulic dimonitor oleh thermostat TC-1611 yang berada pada
reservoir (tanki). Jika temperature oli hydraulic turun dibawah 900F, heater
HE-1610 akan memanaskan oli ke temperature 900 0F. Aliran
kembali hydraulic menuju cooler melalui valve bypass pada Internal relief
dengan tekanan 15 psid yang mengalirkan oli melebihi temperature 120 0F
menuju heat exchanger untuk pendinginan sebelum kembali ke reservoir (tanki). Aliran
oli tekanan rendah sebelum valve bypass ke pendingin terdapat sebuah filter
yang akan menangkap partikel yang lebih besar dari 10 µ dalam diameter. Pada
filter terintegral rangkaian bypass dan indicator yang menggambarkan kondisi
dari filter. Saat filter sudah terhalang oleh partikel (pressure differential
25 psid) maka oli hydraulic akan melewati rangkaian baypass untuk menghindari
kerusakan pada rangkaian filter.
Element temperature
TE-6002 berfungsi memonitor temperature aliran oil drain temperature sebelum
filter akan mengirimkan signal 4-20 ma ke turbin control panel yang akan
mengaktifkan alarm TAH-6002 saat temperature bertambah 180 0f.
Selasa, 07 Juni 2016
SYSTEM OPERATION
Kamis, 17 Maret 2016
Kondisi dilluar dari batasan normal dan Tindakan yang
dilakukan oleh team
Tiap-tiap kondisi yang berada diluar batasan normal mesti
di-address. Untuk melakukannya, dibuat
group yang disebut Action Team untuk
menentukan pe-rankin-an terhadap kondisi terjadi kelainan.
Biasanya, team akan meng-address
enam kondisi pada saat itu. Sehingga cakupannya tidak terlalu rapat dan untuk
mendapatkan hasil sedini mungkin.
keberhasilan ini dapat meyakinkan jika ditunjang oleh nilai lainnya yaitu kemampuan Action Team dan proses perbaikan secara menyeluruh.
Sebagai dasar team dalam
menentapkan kategori dan prioritasa pada tiap-tiap kondisi ada dua
kategori yaitu : kondisi dari
kebiasaan dan kondisi secara terpola. Ada empat tingkatan prioritas
yaitu : tindakan sekali sentuh, berat (sulit), sedang dan lambat.
Tindakan sekali sentuh` dapat dilakukan dengan secara
langsung tanpa biaya.
Buat tiap team dengan kemampuan
berbeda, tetapi biasanya team yang paling pertama terdiri dari orang-orang dari
tingkatan kepala-kepala divisi dan tingkatan manager, dan tingkatan dibawahnya
terdiri dari supervisor, engineer dan orang-orang pilihan diunit. Sehingga
mereka mempunyai pelabuhan (tempat bertanya) leader dan co-leader dari personel
unit dan difasilitasi oleh Team Improvement.
Guna dari Team ini adalah lipat
dua, pertama mereka yang akan meng-address kondisi utama. Hal ini merupakan
taktik memanfaatkan Team. Kedua, mereka yang akan mengajari anggota-anggotanya
bagaimana proses menyelesaikan permasalahan
dalam sebuah struktur kepemimpinan.
Kegunaan kedua merupakan strategi, untuk meyakinkan pekerja dilapangan
dapat melanjutkan dikemudian hari untuk menyelesaikan permasalahan tanpa
pimpinan dan assistance dari luar. Ketua anggota-anggota dari Team pertama
memimpin dan memfasilitasi Team-team berikutnya dan berbagai pengalaman mereka
dalam proses penyelesaian masalah.
Team Improvement akan mensupply
empat belas langkah proses pada Team Action untuk diikuti. Langkah 1-4 sepakat
dengan pembuatan team, langkah 5-12 sepakat dengan penyelesaian kondisi melalui
diskusi dan indentifikasi situasi atau area yang dibahas. Untuk mencapai
kesepahaman dari akar penyebeb dari kondisi yang ada. Team dapat menggunakan
alat seperti brainstorming, diagram
sebab dan akibat dan dengan berbagai voting. Dan langkah terakhir , 13-15
sepakat dengan kondisi unit sekarang sebagai
pijakan Team untuk dapat persetujuan dan menginplementasikan.
Senin, 29 Februari 2016
BAB LANDASAN TEORI
A. COMBUSTION
DAN SYSTEM UDARA VENTILASI
System udara Ventilation dan combustion dari pembangkit
TM didapat dari filter udara combustion untuk operasi turbine dan filter udara
ventilation untuk turbine enclosure. Adapun filter udara combustion dan filter
udara ventilation berada di atas trailer (truck).
Filter udara combustion terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut moisture
eliminators, pre-filter pads,
heating/chilling coils dan barrier filters dan fan ventilation. Fan ventilation mendorong udara dari filter masuk ke turbine compartment
sebagai ventilasi udara dan juga sebagai pendingin ruangan.
B.
Turbine Enclosure dan
aliran udara Combustion
Gas turbin menghisap udara dari filter yang digunakan sebagai udara
pengapian, sementara fan ventilation mendorong udara ventilation ke turbine
compartment. Jadi aliran udara digunakan
di dua tempat yang berbeda aliran pertama menghasilkan kurang lebih 120.000
scmf aliran udara untuk pembakaran di ruang bakar turbine. Dan yang kedua
menghasilkan kurang lebih 30.000 scmf aliran udara untuk ventilasi di turbine
compartement. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada wiring
diagram Ventilation and combustion system.
Pada saat operasi normal proses udara ke
turbine yaitu melalui filter masuk ke Inlet plenum, dari inlet plenum melewati
Air inlet silencer dari silencer udara masuk ke compressor melalui Inlet Guide
Vane (IGV) dan dari Compressor udara akan masuk ruang bakar (combustion) melalui
Compressor discharge (CDP) dan bercampur dengan bahan bakar gas dan akan
terjadi pembakaran saat percikan api
dari igniter menyala.
Transmitter
Pressure differential PDT-4005 memonitor differential pressure antara
udara sebelum filter dan sesudah filter informasi ini akan dikirim melalui
signal 4-20 mA ke Turbine Control Panel (TCP) untuk ditampilkan dilayar HMI. TCP akan mengaktifkan alarm PDAH-4005 saat pressure differential 5 inHg
atau lebih , dan akan menginisiasi alarm CDLO shutdown PDAHH-4005 saat pressure
differential mencapai 8 inHg atau lebih.
Untuk pressure differential filter enclosure
ventilation PDT-4004 informasi dikirim melalui signal 4-20 mA ke Turbine
Control Panel (TCP), ditampilkan dilayar HMI. TCP akan mengaktifkan alarm PDAH-4004 saat pressure differential 5 inHg
atau lebih .
Aliran udara yang mengalir dari fan
ventilasi dengan kecepatan rata-rata 30.000 scfm masuk ke dalam turbine
compartement melalui silencer, udara ini bersirkulasi dan mendinginkan komponen-komponen
mekanikal yang ada didalam turbine compartment. RTD TE-1482 berfungsi untuk
memonitor temperature udara yang masuk
dari fan ventilation dan akan mengirimkan signal 4-20 mA ke Turbine
Control Panel (TCP) yang akan menaktifkan alarm TAL-1482 pada saat temperature
drop ke 43 0F kebawah.
Sensor Humidity MT-1839 dengan skala 0-100%
RH berfungsi untuk memonitor kelembaban udara yang masuk ke turbine enclosure, melalui
informasi signal 4-20 mA TCP akan membaca nilai kelembaban udara di turbine
compartment dan ditampilkan dilayar HMI.
Terdapat tiga fan ventilation yang
tersedia, dua aktif beroperasi dengan nilai rata-rata hembusan 150.000 scfm
setiap fan dan satu fan berada pada posisi standby.
RTD TE-1401 memonitor temperature sebelum turbine compartement dan TCP akkan
mengaktifkan signal alarm pada temperature 140 0F dan CDLO shutdown
pada temperature 150 0F. RTD TE-1466
memonitor temperature
sesudah dari turbine compartement
dan TCP akkan mengaktifkan signal alarm pada temperature 140 0F dan
CDLO shutdown pada temperature 200 0F ke atas.
.
Transmitter Pressure differential PDT-4007 berfungsi untuk memonitor Pressure
differential antara enclosure dan akan mengirimkan signal 4-20 mA ke Turbine
Control Panel (TCP) dan ditampilkan ke monitor HMI yang akan menaktifkan alarm
PDAL-4007 pada saat Pressure
differential lebih dari 1 inHg
Udara ventilation bersikulasi dengan
menggunakan component mekanikal yang berhembus melalui dinding enclosure dan
keluar melalui exhaust silencer ventilation yang terdapat di auxiliary trailer.
Exhaust silencer terintegrasi dengan system CO2 yang akan menutup damper pada saat
terjadinya kebakaran begitu juga pada fan ventilation. Sensor ZS-1408, ZS-14208 dan ZS-1464 memonitor posisi
dari damper ventilation, akan menginisiasi alarm pada saaat damper dalam
keadaan posisi tertutup.
C. Fire
Control System
Saat CO2 bekerja maka system akan menutup damper di
exhaust silencer ventilation untuk membantu memadamkan api dan mencegah dari
terjadinya ledakan gas. Saat kebakaran
terjadi damper akan secara automatis menutup rapat enclosure turbine mencegah aliran oxygen masuk untuk memutuskan
salah satu penyebab dari terjadinya kebakaran.
D. Generator
Ventilation Airflow
Pada generator terdapat system ventilasi
yang terpisah dari turbine, rotor generator dilengkapi dengan kipas fan untuk
membuat terjadinya aliran udara pendingin melalui interior generator. Kipas
blower pada rotor akan menghisap udara dari filter masuk ke generator dan
melewati peralatan-peralatan yang ada didalam generator dan setelah itu udara akan keluar melalui
generator exhaust
Saat operasi normal, aliran udara dapat
dijelaskan sebagai berikut;
Udara yang masuk melalui filter inlet akan
dimonitor oleh transmitter pressure differential PDT-4008 dan PDT-4009.
Transmitter ini akan mengirimkan signal ke Turbine Contol Panel untuk
mengaktifkan alarm PDAH-4008 dan PDAH-4009 saat pressure udara lebih dari
2.75” Hg. Enam buah RTD (TE-1421 sampai
dengan 1426) yang terdapat dalam terdapat di dalam generator pada sisi stator memonitor
temperature belitan stator, akan mengaktifkan alarm pada saat temperature
mencapai 270 0F dan menginisiasi FSLO shutdown saat temperature
mencapai 290 0F.
Exciter RTD TE-1431 akan mengaktifkan alarm
saat temperature 200 0F dan akan menginisiasi CDLO shutdown saat
temperature mencapai 220 0F. Tiga buah RTD disediakan sebagai
cadangan dipakai seandainya RTD primary stator mengalami gangguan. Dan dua
cadangan sisa lainnya digunakan untuk memonitor temperature aliran udara yang
masuk.
RTD TE-1430 berfungsi untuk memonitor
temperature aliran udara dari generator melalui exhaust, mengaktifkan alarm
saat temperature mencapai 200 0F dan menginisiasi CDLO shutdown pada
temperature 220 0F.
Terdapat sebuah heating element HE-1450
yang berada didalam generator, heating element ini akan bekerja pada saat unit
dalam kondisi shutdown, fungsinya untuk mencegah lembab didalam generator
akibat kondisi udara luar.
E. Combustion
Udara yang mengalir masuk ke combustion
chamber dari lubang-lubang kecil langsung ke pusat titik pembakaran didalam
chamber tersebut, untuk mencegah api
dari hasil pembakaran tersebut meyentuh dinding ruang bakar. Sekitar 82% dari udara yang masuk ke ruang
bakar digunakan sebagai pendingin dan yang terpakai untuk pembakaran hanya 18%
saja. Pengaturan untuk aliran bahan
bakar ditentukan oleh putaran turbin.
Sementara control stator vane pada compressor berguna untuk mengatur
tekanan dan velocity di dalam ruang bakar sebagai fungsi dari compressor speed.
F. SYSMBOL CONTROL DAN ALARM
TE-1482 Ventilation Air Inlet Air Temperature
Element
Secara
remote (TCP) mengindikasikan alarm dari temperature air inlet ventilation
Ø
Setting alarm pada 420F (60C)
PDI-14060
Ventilation Air Filter Differential
Pressure Gauge
Sebagai
pembacaan Indikasi dilokal untuk Pressure deferential dari filter ventilation.
PDSH-14080 Ventilation Air Filter Differential Pressure
Switch
Switch
ini akan mengirimkan signal alarm ke Turbine Control Panel dengan kondisi
sebagi berikut;
Ø
Jika deferential pressure pada filter
mencapai lebih dari 5” Wg (127mm).
ZS-1408,1484,
14208 Fire Damper Switch
Memonitor
posisi dari damper
Ø
Alarm pada saat kondisi damper
tertutup (cosed)
TE-1401 Gas Turbine Enclosure Temperature
Switch
Secara
remote (TCP) memberikan indikasi alarm pada temperature gas turbine enclosure.
Ø
Alarm setting lebih dari 1400F
(600C)
Ø
Shutdown setting lebih dari 1500F
(660C)
Ø
Shutdown type CDLO
TE-1401 Gas Turbine
Enclosure Temperature Switch
Secara
remote (TCP) memberikan indikasi alarm pada temperature gas turbine enclosure.
Ø
Alarm setting lebih dari 2000F
(930C)
PDSL-1407 Enclosure Differential Pressure Switch
Secara
remote (TCP) memberikan indikasi alarm pada temperature gas turbine enclosure.
Ø
Alarm setting Differential pressure
mencapai atau kurang dari 0.1 Wg (2.54mm)
PDI-1404
Combustion Air Filter Differential
Pressure Gauge
Sebagai
pembacaan Indikasi dilokal untuk Pressure deferential dari filter ventilation.
PDSH-1405 Combustion Air Filter Differential
Pressure Switch
Switch
ini akan mengirimkan signal alarm ke Turbine Control Panel dengan kondisi
sebagi berikut;
Ø
Jika deferential pressure pada filter
mencapai lebih dari 5” Wg (127mm).
PDSHH-1406 Combustion Air Filter Differential Pressure
Switch
Switch
ini akan mengirimkan signal shutdown ke Turbine Control Panel dengan kondisi
sebagi berikut;
Ø
Jika deferential pressure pada filter
mencapai lebih dari 8” Wg (203mm).
Ø
Shutdown berupa CDLO dan dapat juga
shutdown FSLO.
Jumat, 12 Februari 2016
NORMAL START SEQUENCE
-
Saat power-on (supply tegangan sudah
tersedia dari trafo PS) satu dari fan ventilation turbine enclosure dalam
kondisi beroperasi,
-
Pada saat saklar diposisikan ON, fan
ventilation yang lainnya akan beroperasi guna meratakan waktu operasi dari
tiap-tiap fan. Jika setelah 30 detik turbine enclosure ventilation tidak
terdeteksi, alarm “Low Enclosure Differential Pressure” akan aktif. Pada
kenyataannya fan ventilation beroperasi akan berhenti beroperasi, dan
sebaliknya fan ventilasi yang lainnya
akan beroperasi.
-
Mengikuti verifikasi aliran udara, start-up
permissive yang terdapat pada logic diagram kemudian yang akan diverifikasi,
-
Saat operator memilih mode operasional maka
akan muncul message “READY TO START”, message
yang muncul diaktifkan oleh system control Turbine.
-
Untuk memulai startup operator Unit harus
mengeksekusi tombol START dari
switch yang ada di Monitor HMI.
-
Setelah operator mengeksekusi tombol “START”, pompa lube oil generator (DC
motor) akan beroperasi dan lima menit
kemudian tekanan pompa lube oil generator akan diverifikasi dengan tekanan
besar dari 20 psig.
-
Dan check kedua akan dilakukan untuk
mencapai CUSTOMER OK TO START dan
valve bahan bakar diposisi minimum.
-
Selanjutnya akan tampil message A START SELECT pada HMI, low-speed,
batasan T5.4 dan shutdown dalam kondisi inhibited, 4 dan 30 detik timer akan
mulai menghitung.
-
Setelah 4 menit, timer pompa starter
hydraulic akan beroperasi dan timer 10 detik akan mulai menghitung.
-
Setelah selesai timer 10 detik maka
berbagai parameter starter hydraulic akan diverifikasi, dan jika starter check
tidak terpenuhi pada starter system maka akan muncul alarm atau unit akan
shutdown.
-
Setelah timer 30 detik selesai, yang mana
start timer 4detik pada waktu yang sama, sebagai verifikasai pada generator
lube oil pressure, dan jika pressure lube oil kurang dari 20 psig akan muncul
alarm. Dan jika pressure generator lube oil kurang dari 12 psig, maka unit akan
shutdown.
-
Jika selama 30 detik tidak terjadi shutdown
maka starter akan bergerak pada High-Speed Crank mode.
-
Jika N1 Speed kurang dari 1700 rpm, 1 menit
setelah start, Unit Shutdown dengan indikasi Engine Failed to Crank.
-
Jika N1 naik diatas 1700 rpm sebelum timer
1 menit selesai maka cranking akan berlanjut sampai ke interval purge.
-
Lama waktu purge tergantung pada system
yang digunakan. Untuk boiler purge, 7,5 menit biasanya untuk engine purge
dibutuhkan hanya 2 menit.
-
Dengan berjalannya waktu purge starter
crank harus sudah mencapai speed 2300 rpm
-
Setelah timer purge selesai, system
start-up ditentukan oleh operator mode apa yang akan dipilih, jika Low-Speed
Crank starter SOV akan diposisi pada
low-speed setting, jika High-Speed Crank yang dipilih , starter SOV akan
diposisi low-speed selama 1 menit setelah itu SOV akan ke High-Speed Crank
setting.
-
Empat menit setelah tombol start-up
dieksekusi ke High-Speed Crank mode, maka proses start-up akan stop, hal ini
menandakan proses High-Speed Crank mode berakhir.
-
Setelah purge timer selesai, Run mode sudah
dipilih, starter sudah berhenti. Saat N1 speed turun dibawah 1700 rpm, starter
Hydraulic akan beroperasi kembali dan timer 10 detik akan mulai menghitung.
-
Pada saat timer selesai, N1 speed akan
diverifikasi apakah sudah mencapai lebih dari 1700 rpm, jika tidak , Shutdown
Unit dengan indikasi Engine Fail to Crank akan terjadi.
-
Jika N1 lebih besar dari 1700 rpm setelah
timer 10 menit selesai, unit akan shutdown jika valve bahan bakar tidak
diposisi minimum.
-
Jika valve bahan bakar pada posisi minimum,
dan igniter menyala, valve shutoff bahan
bakar sisi tekanan rendah membuka, valve shutoff bahan bakar sisi tekanan
tinggi membuka dan selama timer 20 menit akan menghitung.
-
Jika valve bahan bakar (FCV) tidak dalam
posisi minimum, unit shutdown terjadi
dengan indikasi Fuel Valve Not at Minimum.
-
Saat timer 20 menit selesai, T5.4 akan terverifikasi,
pada saat nilai pembacaan kurang dari 4000F maka unit akan shutdown
dengan indikasi Failed to Ignite.
-
Dan jika lebih dari 4000F maka fire start counter dan engine run meter akan menyala, UV flame
detector akan membaca pembakaran, system management bahan bakar akan bekerja
sebagai control batasan dan 1 menit timer ramp N1 mulai bekerja.
-
Setelah 1 menit selesai, jika N1 speed
kurang dari 5000 rpm, maka unit akan shutdown dengan indikasi Failed to
Accelerate. Jika N1 naik lebih dari 4500 rpm dan governor bahan bakar bekerja
atau Temperature Control, atau pada control T5.4, maka Run signal akan bekerja,
igniter akan berhenti, motor starting hydraulic akan berhenti bekerja,
generator space heater akan mati dan pompa DC generator lube oil akan stop.
-
Pada saat proses ini tekanan turbine lube
oil turun dibawah 6 psig maka akan muncul alarm Turbine Lube Oil Pressure Low
dan unit akan shutdown.
-
Pada saat speed N1 sudah mencapai 5000 rpm,
tekanan turbine lube turun dibawah 12 psig maka unit akan shutdown.
-
Setelah speed N1 mencapai 5000 rpm, monitor
vibrasi enable, low-speed batasan T5.4 dan shutdown akan dikerjakan dalam
governor bahan bakar, dan timer 5 menit warm-up akan bekerja.
-
Setelah 5 menit waktu warm-up, Speed N2
verifikasi harus besar dari 1800 rpm. Jika tidak, indikasi alarm N2 Failed to
Accelerate akan muncul dan unit akan shutdown.
-
Setelah timer 5 menit selesai dan mode Run
sudah dipilih, N1 speed reference menuju ke governor bahan bakar akan menuju
batasan maksimumnya yang menyebabkan kecepatan N2 mencapai speed idle
synchronous sebesar 2995 rpm atau mendekati 50 Hz frequency system.
-
Saat speed N2 mencapai nilai switch 1
sebesar 2500 rpm, governor bahan bakar mulai beroperasi pada saat diposisi control reference N2.
-
Setelah 60 detik, jika N2 tidak mencapai
2500 rpm pada 50 Hz frequency system, Indikasi alarm N2 Failed to Accelerate akan muncul dan unit akan shutdown.
-
Jika mode Man Synchronization yang dipilih,
maka operator akan mulai synchron dengan cara manual procedure, pada saat inilah
proses syschron dimulai yaitu untuk menutup generator output circuit breaker
(52G).
-
Jika seandainya, model Auto Synchron yang
dipilih, putaran N2 akan terus accelerasi hingga mencapai Switch 2 yaitu hingga
pada setpoint 2995 rpm.
-
Setelah N2 mencapai setpoint Switch 2 atau
putarannya sekitar 2995 rpm (jika governor bahan bakar beroperasi pada control
N2), dan setelah itu automatic circuit breaker akan bekerja dan timer 1 menit
akan menghitung.
-
Dan jika dalam 1 menit generator output
circuit breaker tidak menutup ( 52G tidak closed) maka pada HMI akan muncul
alarm CIRCUIT BREAKER FAILED TO CLOSE.
Senin, 01 Februari 2016
SHUTDOWN / CONTROL ACTION
1.
FSLO
(ESN) - Fast Stop Lock-Out (Emergency Stop No motoring)
-
Shutdown yang terjadi secara tiba-tiba dengan
cara menutup valve bahan bakar.
-
Saat N25 (HP shaft) putarannya turun hingga mencapai
dibawah 300 RPM dan jika temperature T48 masih diatas 11500F (6210C)
bertahan selama 10 menit, maka lockout 4
jam berlaku.
-
Lockout 4 jam dapat dihindari jika kondisi FSLO
(ESN) dapat direset dan turbine dapat diCranking dalam waktu 6 menit dari trip
FSLO.
-
15 menit crank harus diselesaikan secara sempurna
untuk mereset timer 6 menit waktu tunda.
-
Dan jika pada saat crank terjadi ganguan (gagal
crank), berakibat N25 turun dibawah 300 RPM, dan temperature T48 masih tinggi,
maka Lockout 4 jam akan berlaku.
2.
FSWM
(ES)- Fast Stop With Motoring (Emergency Stop)
-
Shutdown yang terjadi secara tiba-tiba dengan
cara menutup valve bahan bakar.
-
Saat putaran turbin turun mencapai 300 RPM,
lakukan/inisial start crank selama 15 menit. Setelah selesai crank tunggu selama
5 menit kemudian lakukan crank
kedua (selama 15 menit).
3.
SDTI
(SI) - Step Decel To Idle (Step to Idle)
-
Secara tiba-tiba putaran turun mencapai putaran
idle (kurang/lebih 6800 RPM) dan generator breaker open.
-
Jika kondisi SDTI (SI) tidak dapat direset selama 10 detik maka FSWM
(ES) akan belaku.
4.
SML
(DM) - Slow to Minimum Load (Decelerate to Minimum load)
-
Beban yang turun secara tiba-tiba bertahan selama
20 detik (putaran turun rata-rata pada 9 RPM/detik).
-
Jika kondisi DM tidak dapat direset selama 5
menit, maka NSD akan berlaku.
5.
CDLO
(NSD) - CoolDown LockOut (Normal ShutDown)
-
Mengakibatkan Beban dan
water/steam akan stop secara normal dengan penurunan putaran 0.75 RPM/detik.
Breaker 52G akan terbuka/lepas saat beban minimum tercapai.
-
Setelah breaker 52G
terbuka/lepas, maka putaran akan turun (putaran turun mencapai 6800 RPM) dan
pertahankan paling lama 5 menit untuk pendinginan (cool down) unit kemudian
matikan/tutup bahan bakar, water/steam.
-
Saat N25 (HP Shaft) turun
mencapai 300 RPM, lakukan start Crank selama 15 menit.
-
Dan jika kondisi NSD dapat direset pada saat periode shutdown,
status CDLO (NSD) menjadi batal.
Langganan:
Postingan (Atom)